“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, January 31, 2016

Nasehat Buat Para Pendaki


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger yang setia membaca artikel di dalam diary ini. Sesungguhnya saat kita berhasil mencapai puncak gunung kita tidak sedang menaklukkan gunung karena memang kita tidak akan sanggup menaklukkannya. Saat kita mendaki gunung kita hanyalah seperti mahluk teramat kecil yang sedang melewati jalur yang terdapat di lereng gunung.

Jalur yang terus membawa kita hingga menuju puncak. Ketika kita beranggapan bahwa kita sudah menaklukkan gunung, maka seolah – olah kita menganggap bahwa gunung seperti musuh yang memang harus ditaklukkan. Padahal gunung adalah tempat indah yang menghadirkan ketentraman dan kedamaian.

Banyak bukti bahwa kita tidak akan pernah bisa menaklukkan gunung. Ketika badai di gunung menghantam, apa yang bisa kita lakukan?

Kalaupun kita selamat dari berbagai bahaya saat mendaki gunung, sesungguhnya itu semua karena Tuhan Sang Pemilik Gunung. Memang persiapan yang matang sebelum mendaki gunung adalah hal penting untuk menunjang keselamatan saat mendaki gunung, namun semuanya tetap terjadi dengan Kuasa – Nya.

“It is not the mountain we conquer, but ourselves…”
Bukan gunung yang kita taklukkan, tapi diri kita sendirilah yang mesti kita taklukkan.

1. Saat terselip rasa sombong karena berhasil mencapai puncak, maka rasa itulah yang harus dikikis segera. Saat ada rasa bangga saat melangkahkan kaki menyusuri hutan–hutan di gunung yang lebat, maka rasa itulah yang mesti dihilangkan.

2. Saat diri merasa paling kuat dan paling cepat dan tangguh saat mendaki gunung, maka itulah saatnya kita segera mengintrospeksi diri.

3. Saat kita merasa bahwa pendaki – pendaki lain terlalu lemah dalam mendaki gunung, maka itu saatnya kita menenangkan diri dan berbicara pada diri sendiri untuk segera berhenti meremehkan pendaki lain.

4. Saat kita berpikiran bahwa kitalah yang paling paham tentang seluk – beluk gunung dan berbagai hal tentang kegiatan alam bebas, maka lihatlah ke diri sendiri, sehebat itukah kita?

Jangan merasa paling paham seluk beluk gunung

5. Saat kita merasa yang paling jago mendaki gunung karena banyaknya gunung yang sudah didaki, maka itu pertanda bahwa kita belumlah sejago itu.


Jangan merasa jago saat mendaki

Hilangkan segera rasa – rasa itu. Hilangkan sesering mungkin. Rasa – rasa itulah yang harus segera ditaklukkan. Saat kita mendaki gunung maka sebenarnya kita sedang terekspos dengan berbagai bahaya yang setiap saat dapat mengancam jiwa kita.

Ada sekian pendaki hebat diluar sana yang akhirnya kembali pada Sang Pencipta saat mendaki gunung. Artinya jika sesuatu memang sudah ditakdirkan terjadi pada saat mendaki gunung, maka jangan biarkan sesuatu itu terjadi saat kita berada dalam perasaan sombong

Bukan gunung yang kita taklukkan tapi diri kitalah yang mesti kita taklukkan. Mendaki gunung mengajarkan banyak hal tentang sikap, ego, kebersamaan, kelemahan kita, semangat, keyakinan dan banyak hal lainnya.

Jika kita memahami lebih jauh lagi bahwa kesukaan kita untuk mendaki gunung sebenarnya karena ada semacam kedekatan dan keterikatan antara manusia dengan Sang Pencipta melalui media yang bernama alam.

Kita bahagia melihat pemandangan alam di gunung karena lewat alam ditanamkan ketentraman dan kesejukan kedalam hati kita. Lewat alam kita diajarkan bahwa kita hanyalah makhluk kecil dan segala permasalahan hidup

Mendaki gunung memang selalu menarik, apalagi kalau sudah terlanjur “jatuh cinta” dari anak kecil sampai yang berusia lanjut, dari yang opurtunis sampai yang idealis maupun yang sekedar “asal” dan yang profesional bahkan untuk kepentingan ritual tak mampu berkelit dari ’sihirnya”.

Akhir kata, kalau dibilang lemah, saya memang lemah. Tapi sebenarnya, siapa sih di antara kita yang bisa dengan yakin 100% mengaku lebih kuat dari alam?

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:


Semoga bermanfaat,
DK

No comments:

Post a Comment